Kamis, 06 Februari 2020

NUSA TENGGARA TIMUR




1. SEJARAH NUSA TENGGARA TIMUR
Bentangan kepulauan yang terletak di antara 8°-12°Lintang Selatan dan 118° – 125°Bujur Timur, mempunyai makna tersendiri terhadap kehidupan banyak orang. Gugusan pulau tersebut disapa dengan berbagai sebutan, antara lain, "Sunda Kecil", "Nusa Tenggara", "Nusa Tenggara Timur", dan juga "Flobamora". Sebutan tersebut juga bisa bermakna terdapat banyak suku-suku di wilayah tersebut, namun mempunyai satu tanda kesamaan yaitu sama-sama menyatukan diri sebagai Masyarakat NTT. Jauh sebelum nama NTT tersebar, gugusan pulau-pulau di selatan Nusantara tersebut telah menjadi perhatian dunia. Harumnya aroma cendana dari Timor telah menerobos sampai Timur TengahTiongkok, dan Eropa, dan berbagai penjuru bumi. Kekuatan aroma cendana tersebut menjadikan para pedagang dari Malaka, Gujarat, Jawa dan Makasar, Tiongkok melakukan pelayaran niaga untuk mencapai wilayah sumber cendana. Dan mereka melakukan kontak dagang secara langsung dengan raja-raja di Timor dan pulau-pulau sekitarnya, sang pemilik wilayah dan pemimpin rakyat. Catatan sejarah dari Tiongkok, "manuskrip Dao Zhi", sejak tahun 1350 dinasti Sung sudah mengenal Timor dan pulau-pulau sekitar, dan salah satu pelabuhan terkenal di Timor adalah "Batumiao-Batumean Fatumean Tun Am", yang ramai dikunjungi kapal dari Makassar, Malaka, JawaTiongkok dan kemudian Eropa seperti Spanyol, Britania, Portugis, Belanda. Tahun 1510, Goa, India dikuasai Portugis, mereka melanjutkan eskpansinya dengan cara menguasai Malaka pada tahun 1511. Malaka dijadikan pusat perdagangan serta kekuasaan wilayah Nusantara. Setelah Portugis berhasil mencapai Maluku, Solor (Flores) pada tahun 1511, armada Ferdinand Magellan dengan dua kapal singgah di Alor dan Kupang, Pulau Timor. Dalam penyeberangan ke selat Pukuafu, kedua kapal ini diterjang badai, salah satu kapal hancur dan karam. Jangkar raksasa salah satu kapal ini masih bisa ditemui di pantai Rote. Satu lainnya berhasil lolos dari amukan ombak lalu melanjutkan perjalanan ke Sabu, kemudian ke Tanjung Harapan lalu kembali ke Spanyol. Ketika Belanda, dengan VOCnya, mencekram Nusantara, tahun 1614, mereka menempatkan Pdt. M van den Broeck di Kupang dan Rote, untuk melayani umat Kristen di sana. Ini juga bermakna, walau VOC masih berusia muda (berdiri 1602), kongsi dagang itu telah menempatkan kantor, benteng, pegawainya di Timor dan pulau-pulau sekitarnya; dan dengan itu perlu seorang pendeta sebagai pemelihara rohani. Pada era V0C, tahun 1600 – 1799, dan bahkan sampai tahun 1900, tidak banyak catatan sejarah yang bisa menjadi pengetahuan publik; dan sekaligus bisa menjadi tambahan pengetahuan terhadap Masyarakat NTT. Belanda waktu itu masih dikuasai oleh pemerintah boneka dari kekaisaran Prancis di bawah Napoleon. Keadaan tersebut dimanfaatkan Britania untuk memperluas jajahannya dengan merebut jajahan Belanda. Armada Britania mengganggu daerah kekuasaan Belanda, sehingga pada tahun 1799 hampir seluruh wilayah Indonesia (kecuali Jawa, Palembang, Banjarmasin dan Timor) jatuh dalam kekuasaan Britania. Dua kapal Britania memasuki pelabuhan Kupang pada l0 Juni l797, namun berhasil dipukul mundur oleh Greving yang mengarahkannya pada Mardijkers. Saat VOC dibubarkan pada tahun 1799, segala hak dan kewajiban Indonesia diambil alih oleh pemerintah Belanda. Peralihan ini tidak membawa perubahan apapun, karena pada waktu itu Belanda menghadapi perang yang dilancarkan oleh negara tetangga. Di era kolonial sampai 1942, rakyat NTT, harus terbagi-bagi sesuai keinginan Belanda, dalam bentuk Raja – Swapraja, fetor – Kefetoran, dan seterusnya; dan kemudian menjadi daerah taklukan di bawah pemerintahan residen. Ketika Jepang berkuasa di Nusantara, wilayah NTT yang strategis, ditata ulang sebagai basis pertahanan. Penataan administrasi pemerintahan pun nyaris tidak mengalami perubahan, hanya ada perubahan istilah. Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, NTT sebagai bagian Nusantara yang dijajah Belanda, bebas dari cengkraman kolonial. Akan tetapi, karena keinginan Belanda untuk tetap berkuasa di Nusantara termasuk NTT, maka mereka melakukan berbagai upaya untuk tetap berada di bumi NTT. Keadaan tersebut, membangkitkan semangat “Nasionalisme – Kebebasan – Kemerdekaan NTT” pada dalam diri Rakyat NTT. Semangat yang tak pantang menyerah tersebut melahirkan Pemerintahan Negara Indonesia Timur dan Pemerintahan Otonom NTT. Bisa dikatakan, status NTT hampir sama dengan Yogyakarta pada waktu itu, yang menyatakan diri setia kepada Soekarno–Hatta. Perjuangan yang gigih Rakyat NTT tidak berhenti, dan juga tidak pernah terbit dalam pikiran untuk melepaskan diri dari RI, yang baru merdeka. Ada semangat kesatuan Indonesia pada jiwa dan darah A.H. KorohI.H. DokoTh. Oematan, Pastor Gabriel ManekDrs. A. RotiY.S. Amalo, agar NTT tidak berada dalam kekuasaan penjajah, tetapi menjadi bagian dari RI. Ketika Indonesia masih belum berdiri tegak, NTT menjadi bagian dari Provinsi Administratif dengan nama "Provinsi Sunda kecil". Nama "Sunda kecil" kemudian diganti dengan nama "Nusa Tenggara", berdasarkan peraturan pemerintah No. 21 tahun 1950. Tidak lama setelah itu, pada tahun 1957 berlaku UU No. 1 tahun 1957 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah dan dengan UU No. 64, tahun 1958, sehingga "Provinsi Nusa Tenggara" dibagi menjadi tiga Daerah Swatantra Tingkat 1, yaitu masing-masing Swatantra Tingkat 1 BaliNusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sejak 20 Desember 1958, pulau FloresSumbaTimor, dan pulau-pulau sekitarnya menjadi salah satu bagian dari provinsi.
2. EKONOMI NTT
Menurut berbagai standar ekonomi, ekonomi di provinsi ini lebih rendah daripada rata-rata Indonesia, dengan tingginya inflasi (15%), pengangguran (30%) dan tingkat suku bunga (22-24%). 
3. LETAK GEOGRAFIS NTT
Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di selatan katulistiwa pada posisi 8° – 12° Lintang Selatan dan 118° – 125° Bujur Timur.
4. PEMERINTAHAN NTT
A. Gubernur = Viktor Laiskodat
B. Wakil Gubernur = Josef Nae Soi
C. Sekretaris Daerah = Benediktus Polo Maing
D. Ketua DPRD = Emi Nomleni

5. PENDUDUK
Total = 5.456.203
Kepadatan = 109/km2 (280/sq mi)

6. AGAMA
-Kristen 90,51%
— Katolik (51,83%%)
Protestan (38,68%)
-Islam (9,28%)
-Hindu (0,20%)
-Buddha (0,01%)

7. SUKU BANGSA
Atoni atau Dawan (21%)
Manggarai (15%)
Sumba (13%)
Lamaholot (5%)
Belu (6%)
Rote (5%)
Lio (4%)
Tionghoa (3%)

8. BAHASA
Indonesia (bahasa resmi)

9. FLORA DAN FAUNA
Cendana dan Komodo

  1. A. WISATA ALAM
  2. 1. Goa Batu Cermin
  1. Gua batu cermin adalah gua atau terowongan yang terdapat di bukit batu yang gelap di Labuan BajoManggarai BaratFloresNusa Tenggara TimurIndonesia. Luas gua ini 19 hektar, dan tingginya sekitar 75 meter.Sinar matahari masuk ke gua melalui dinding-dinding gua, dan memantulkan cahayanya di dinding batu sehingga merefleksikan cahaya kecil ke areal lain dalam gua sehingga terlihat seperti cermin.
  2. 2. Manta Point Labuan Bajo
  3. Manta Point adalah tempat wisata menarik di Komodo, Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Di tempat wisata ini anda dapat menikmati liburan air laut lepas sembari snorkeling atau diving dan bercengkrama dengan satwa air langka.
  4. 3. Gili Laba
  5. Gili Laba atau Gili Lawa merupakan sebuah pulau kecil yang berada di sekitar kawasan Taman Nasional Komodo, Flores, Nusa Tenggara Timur. Pulau ini merupakan salah satu destinasi wisata yang tidak boleh Anda lewatkan karena pesona alam yang dimiliki sangat menakjubkan. Pulau kecil tak berpenghuni ini menawarkan panorama cantik yang memesona. Hamparan lautan Flores yang tak pernah pudar dari atas bukit menjadi sebuah magnet yang tak pernah lekang di ingatan.
  6. 4. Air Terjun Oehala
  7. Air Terjun Oehala, Adalah Salah Satu Obyek Wisata lain Yang Dapat Anda Jumpai Di Wilayah TTS (Timor Tengah Selatan). Sejuknya Keaslian Alam yang Masih Amat Terjaga Di Seputar kawasan Wisata Air Terjun Oehala Ini, Merupakan Suasana Lain Yang Bisa Anda Temukan Di Areal Wisata Air Terjun Oehala.
  8. Berbeda Dengan Udara Yang Terkenal Amat Menyengat Dengan Teriknya Di Pulau Timor, Udara Pegunungan Adalah Warna Tersendiri Obyek Wisata AirTerjun Oehala Di Kabupaten TTS (Timor Tengah Selatan) Ini.
  9. Air Terjun Oehala Ini Berada Sekitar Kurang Lebih 13 KM Dari Pusat Kota Soe. Sarana Transportasi Sudah Tentu Dapat Dengan Mudah Anda Dapatkan Karena Lokasinya Yang Dekat Dengan Pusat Kota Soe Ini. Kawasan Wisata Air Terjun Oehala Ini Masih Minim Perhatian Dalam Pengembangannya Secara Proporsional. 


B. Wisata budaya
1. Festival balap kuda
Festival ini rutin digelar setiap tahunnya di pulau Sumba. Penyelenggaraan balap kuda dengan skala nasional ini memang hanya diikuti oleh warga sekitar namun serunya acara ini sudah sampai ke telinga para wisatawan mancanegara. Balapan kuda dapat Sobat Pesona saksikan di Waikabukbak, Kabupaten Sumba Barat.
2. Festival berburu paus secara tradisional
Tradisi ini sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu dan merupakan peninggalan nenek moyang yang sangat menarik untuk disaksikan. Sobat Pesona perlu mengunjungi Lamalera di Kabupaten Lembata dan pada bulan April dan Mei jika ingin menyaksikan serunya aksi para pemburu paus tradisional.
3. Festival reba Ngada
Masyaraka sekitar Kabupaten Ngada menetapkan bahwa setiap tanggal 15 Januari akan selalu dilaksanakan Festival Reba. Tradisi adat ini diadakan untuk menghargai para leluhur dengan cara memakan Uwi dan tarian tradisional. Uwi adalah sebutan lain bagi Ubi yang sejak dahulu menjadi makanan pokok warga Ngada sebelum mengenal nasi.
4. Festival Komodo
Festival Komodo diisi dengan berbagai kegitan dan kesenian, salah satunya adalah Tari Caci khas Manggarai Barat. Ya, festival ini memang diselenggarakan di Kabupaten Manggarai Barat. Sebenarnya Komodo sudah dikenal hamper di seantero jagat, namun festival ini ditujukan bahwa di wilayah ini terdapat daya tarik wisata lain seperti wisata bawah laut di Taman Nasional Komodo.
5. Festival tenun ikat
Festival ini dilakukan untuk menghibur para wisatawan dengan cara memberikan wawasan tentang bagaimana proses pembuatan kain tenun Sumba. Selain belajar, Sobat Pesona juga dapat sekaligus mencari oleh-oleh sepulang berwisata dari NTT.

3. WISATA BUATAN
1. Kupang Waterpark
Kupang Waterpark merupakan wisata rekreasi terlengkap yang berada di Kota Kupang. Taman rekreasi air Kupang Waterpark bukan hanya sekedar kolam renang melainkan Teman Traveler bisa bermain air dengan mencoba 22 wahana permainan di sini dan bisa dicoba oleh segala usia. Mulai dari seluncuran berbentuk spiral hingga kolam renang arus. 
2. Kampung Tarung
Di Kampung Tarung sendiri sedikitnya terdapat 100 rumah menara yang dihuni oleh 400 warga. Setiap rumah, diisi oleh tiga generasi. Rumah menara sendiri ialah rumah adat khas Sumba Barat yang memiliki filosofi dan fungsi bagi masyarakat Kampung Tarung.
3. Subasuka Waterpark
Taman Air Subasuka merupakan salah satu destinasi wisata air yang berada di Kupang, Taman Air ini terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Tepatnya di Pasir Panjang, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, NTT.


Something to see : 
Kita bisa melihat pemandangan air terjun Oehala yang sangat indah,dan bisa melihat pemandangan-pemandangan di destinasi lainnya, atau melihat festival-festival budaya menarik

Something to doo : 
Berenang di Kupang Waterpark dan Subasuka Waterpark, berfoto-foto di pemandangan destinasi yang indah

Something to buy : 
Membeli oleh-oleh khas NTT yaitu kolo, catemak jagung, jaung bose, dll. Dan kita bisa membeli aksesoris-aksesoris yang unik. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar